Foto: thinkstock
Jakarta, Dalam setiap perlombaan ataupun pertandingan,
kalah dan menang adalah hal biasa. Namun beberapa anak tak bisa menerima
kekalahan. Entah karena malu atau sedih, anak melampiaskannya dengan
mengamuk. Lalu bagaimana menyikapinya?
Dituturkan psikolog anak
dan remaja dari RaQQI Human Development and Learning Centre, Ratih
Zulhaqqi, jika anak merespons kekalahan berlebihan, berikan waktu untuk
melepaskan emosinya. Namun jika anak melepaskan emosi dengan melukai
diri sendiri dan orang lain, sebaiknya dibawa ke tempat yang tenang.
"Setelah
anak lebih tenang, orang tua bisa mengenalkan ke anak soal menerima
risiko dan hubungan sebab-akibat. Bahwa di setiap lomba dan pertandingan
pasti ada yang menang dan kalah," tutur Ratih.
Misalnya
saat anak kalah dalam lomba renang, ajaklah anak untuk membandingkan
catatan waktunya dengan anak yang lain. Lalu ajaklah anak untuk
sama-sama melakukan evaluasi agar bisa memperbaiki catatan waktu
berenangnya.
"Ajak anak untuk menerima hasilnya. Namun perlu juga
mengajak anak untuk membut target agar ke depannya menjadi lebih baik,"
sambung perempuan berkerudung ini.
Atau ketika anak kalah dalam
lomba balap mobil mainan, bisa diajak bersama-sama memeriksa keadaan
mobil mainan. Setelah itu sama-sama dicari cara agar mobil mainan
tersebut bisa melaju lebih cepat.
Menurut Ratih, penting untuk
menghargai setiap usaha positif yang dilakukan anak. Tapi yang tak kalah
penting, menanamkan dalam diri anak bahwa bisa menyelesaikan perlombaan
saja sudah bagus. Karena tidak semua orang bisa menyelesaikan sesuatu
yang telah dimulainya. Nah, selanjutnya baru memenuhi target
yang
ditetapkan anak.
Sumber: detik
0 Tanggapan:
Post a Comment